Peranan dan fungsi bahasa indonesia
Fungsi
1.
Sebagai bahasa pemersatu, karena bangsa
indonesia memiliki berbagai budaya yg berbeda beda. Olehkarna itu bahasa
indonesia adalah bahasa yg di gunakan untuk mempersatukan seluruh rakyat
indonesia.
2.
Sebagai bahasa khas, membuat pembeda bahasa yang
khas dalam ranah internasiol
3.
Sebagai kerangka acuan, saat ingin membuat
tulisan ilmiah acuan dalam penulisan harus diterapkan sesuai bahasa indonesia
itu sendiri
Peranan
-
Dilihat dari fungsi fungsi di atas menurut saya
peranan bahasa indonesia adalah sebagai alat komunikasi nomer satu dalam
kehidupan bermasyarakan di Indonesia. Karena banyaknya suku dan budaya yg lahir
di indonesia pasti juga memiliki bahasa ibu tersendiri di tiap tiap wilayahnya.
http://gedeanom20.blogspot.co.id/2013/10/peranan-dan-fungsi-bahasa-indonesia.html
Ragam bahasa
Pengertian ragam bahasa menurut Bachman
Menurut Bachman (1990), “ragam Bahasa
adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik
yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang
dibicarakan, serta menurut medium pembicara.”
Pengertian ragam bahasa menurut Dendy Sugono
Menurut Dendy Sugono (1999), “bahwa
sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu
masalah penggunaan bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi remi, seperti di
sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku.
Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar, kita
tidak dituntut menggunakan bahasa baku.”
Pengertian ragam bahasa menurut Fishman ed
Menurut Fishman ed (1968), suatu
ragam bahasa, terutama ragam bahasa jurnalistik dan hukum, tidak tertutup
kemungkinan untuk menggunakan bentuk kosakata ragam bahasa baku agar dapat
menjadi anutan bagi masyarakat pengguna bahasa Indonesia. Dalam pada itu perlu
yang perlu diperhatikan ialah kaidah tentang norma yang berlaku yang berkaitan
dengan latar belakang pembicaraan (situasi pembicaraan), pelaku bicara, dan
topik pembicaraan.
Kesimpulan yang saya dapat adalah ragam bahasa adalah
variasi variasi dalam penggunaan bahasa oleh para penggunanya baik dalam
situasi, intonasi nada, media, kondisi formal atau non formal dan lain
sebagainya.
Eyd dan tanda baca
Ejaan yang disempurnakan adalah patokan / acuan dalam
berbasa indonesia yang benar agar tidak terjadi kesalahan. EYD meliputi penulisan
huruf, nama, tanda baca, dan kata serapan.
Penulisan huruf
Abjad yang di gunakan di indonesia terdiri dari 26 huruf yg
dibagi menjadi 5 huruf vokal dan 21 huruf konsonan. Adapula huruf gabungan yg
disebut diftong seperti ai, au, oi.
Penulisan nama
Nama diri adalah nomina khusus yang mengacu ke nama
geografi, nama orang atau lembaga. nama diri ditulis dengan huruf kapital. Sedangkan nama
jenis merujuk kepada jenis tertentu secara umum. Di dalam pedoman EYD nama
jenis yang tergolong sebagai nomina umum ditulis dengan huruf kecil.
Huruf
pada lambang bilangan
Angka
digunakan untuk menuliskan lambing bilangan atau nomor yang dinyatakan dengan
angka Arab (1,2,3,4…) atau angka Romawi (I,II,III,IV…). Kaidah penggunaan
angka antara lain untuk:
1.
menyatakan ukuran panjang, berat, luas dan isi. Misalnya 5 meter, 2 ons dan 100
meter
2. menyatakan satuan waktu, misalnya 5 jam
30 menit
3. menyatakan nilai uang, misalnya Rp
5.000,00, US$ 2,500.00, 100 yen
4. menyatakan kuantitas, misalnya 30
persen, 27 murid
5. melambangkan nomor yang diperlukan pada
alamat. Misalnya Cempaka Putih Tengah IV, No. 53.
6. memberi nomor bagian karangan dan ayat
suci, misalnya
Bab
IX, subbab 13, halaman 366
Surat
Al Ikhlas: 1 – 4
Kata
Baku dan Tidak Baku
Sebuah
kata dapat dinyatakan baku apabila kata tersebut digunakan sebagian besar
masyarakat dalam situasi pemakaian bahasa yang bersifat resmi dan menjadi
rujukan norma dalam penggunaannya. Sementara itu, sebuah kata dinyatakan tidak
baku apabila kata itu menyimpang dari norma kosakata baku (misalnya munculnya
unsur kedaerahan atau penyerapan kata asing yang tidak mengikuti kaidah yang
berlaku).
Contoh
kosakata:
No.
|
Tidak Baku
|
Baku
|
1.
|
kwitansi
|
kuitansi
|
2.
|
telor
|
telur
|
3.
|
sistim
|
sistem
|
4.
|
tampal
|
tambal
|
5.
|
korsi
|
kursi
|
Kosakata
baku memiliki tiga sifat, yakni kebersisteman, kecendekiaan, dan keseragaman.
Kata
Depan
Kata
depan dalam bahasa Indonesia adalah di, ke, dan dari. Kata depan ditulis
terpisah dari kata yang mengikutinya. Akan tetapi, dalam kenyataannya
masih banyak pengguna bahasa yang kurang dapat membedakan kata depan dengan
awalan. Untuk mengatasi keraguan, pengguna bahasa dapat menentukan kata depan
atau awalan dengan cara berikut:
1.
Jika bentuk kata “di” dapat digantikan oleh ”ke” dan ”dari” atau sebaliknya,
makna kata ”di” tersebut termasuk kata depan dan harus dituliskan terpisah dari
kata yang mengikutinya.
Contoh:
a.
Di samping saya terlihat banyak bangunan yang runtuh.
b.
Dari samping saya terlihat banyak bangunan yang runtuh.
Kata Ulang
Kata
ulang adalah bentuk kata yang dihasilkan dari proses perulangan dan dituliskan
secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung. Menurut bentuknya kata ulang
dibedakan menjadi empat jenis yaitu sebagai berikut:
1.
Kata ulang murni (perulangan kata dasar)
contoh:
cepat-cepat, batuk-batuk, kadang-kadang.
2.
Perulangan berubah bunyi
contoh:
bolak-balik, compang-camping, tindak-tanduk
3.
Perulangan berimbuhan
contoh:
tolong-menolong, hormat-menghormati, keheran-heranan
4.
Perulangan sebagian. Kata ulang ini dalam bahasa Indonesia jumlahnya terbatas.
contoh:
tetamu, lelaki, tetumbuhan.
Bentuk
Singkatan dan Akronim
Singkatan
adalah bentuk bahasa yang dipendekkan dari kata atau kelompok kata yang terdiri
atas satu huruf atau lebih. Singkatan seperti itu banyak dijumpai pada nama
diri, seperti nama lembaga dan nama orang, serta kata-kata umum dalam bahasa
Indonesia. Singkatan tersebut dapat dituliskan dengan tanda titik atau tanpa
tanda titik.
Contoh:
Singkatan
tanpa tanda
titik
Singkatan dengan tanda titik
BUMN
Dr. Ir. Priyono (gelar di depan)
PGRI
Bustanuddin, S.S. (gelar di belakang)
BP4
A. S. Nungcik (singkatan nama di depan)
BP7
Emi A.T. (singkatan
nama di belakang)
Akronim
merupakan singkatan dari deret kata yang dapat berbentuk gabungan huruf, suku
kata, atau gabungan huruf dan suku kata. Hasil gabungan itu dianggap dan
diperlakukan sebagai kata. Akronim dapat dibedakan atas akronim nama diri dan
akronim bukan nama diri. Akronim yang berasal dari nama diri dituliskan dengan
huruf awal kapital. Sedangkan akronim yang bukan nama diri dituliskan dengan
huruf kecil.
Contoh
akronim nama diri:
Depkes
(Departemen Kesehatan)
Bappenas
(Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional)
Kowad
(Korps Wanita Angkatan Darat)
Contoh
akronim bukan nama diri:
Amdal
(Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)
Rapim
(Rapat Pimpinan)
Waskat
(Pengawasan Melekat)
Tanda baca
Tanda baca dalam
EYD terdiri dari beberapa simbol seperti
1.
Tanda
titik (.)
Digunakan untuk mengakhiri kalimat, mengakhiri singkatan nama seseorang.
Untuk menyingkat gelar seseorang , dan menberi tanda pada angka untuk nominal
ribuan.
2.
Tanda
koma (,)
Di gunakan untuk memberi jeda kaliamat.
3.
Tanda titik koma (;)
4.
Digunakan
untuk memisahkan kalimat yang setara dalam suatu kalimat majemuk sebagai
pengganti kata penghubung.
5.
Tanda elipsis(...)
Digunakan dalam kalimat yang terputus putus.
6.
Tanda
tanya(?)
Digunakan di akhir kalimat tanya
7.
Tanda
seru(!)
Digunakan pada akhir kaliamat yg bertujuan untuk memerintah.
pilihan kata
pilihan kata
atau diksi adalah pemilihan pemilihan kata yang sesuai dengan apa yang hendak
kita ungkapkan fungsinya sendiri adalah untuk membuat kata yg kita ungkapkan
menjadi lebih jelas dan lebih mudah di mengerti oleh pendengar.
Sebelum menentukan
pilihan kata, penulis harus memperhatikan dua hal pokok, yakni: masalah makna
dan relasi makna :
• Makna
sebuah kata / sebuah kalimat merupakan makna yang tidak selalu berdiri sendiri.
Adapun makna menurut (Chaer, 1994: 60) terbagi atas beberapa kelompok yaitu :
1.
Makna
Leksikal : makna yang sesuai dengan referennya, sesuai dengan hasil
observasi alat indera / makna yg sungguh-sungguh nyata dlm kehidupan kita.
Contoh: Kata tikus, makna leksikalnya adalah binatang yang menyebabkan timbulnya
penyakit (Tikus itu mati diterkam kucing).
2.
Makna
Gramatikal : untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna
gramatikal, untuk menyatakan makna jamak bahasa Indonesia, menggunakan proses
reduplikasi seperti kata: buku yg bermakna “sebuah buku,” menjadi buku-buku
yang bermakna “banyak buku”.
3.
Makna
Referensial dan Nonreferensial : Makna referensial & nonreferensial
perbedaannya adalah berdasarkan ada tidaknya referen dari kata-kata itu. Maka
kata-kata itu mempunyai referen, yaitu sesuatu di luar bahasa yang diacu oleh
kata itu. Kata bermakna referensial, kalau mempunyai referen, sedangkan kata
bermakna nonreferensial kalau tidak memiliki referen. Contoh: Kata meja dan
kursi (bermakna referen). Kata karena dan tetapi (bermakna nonreferensial).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar