Jumat, 11 Maret 2016

Penalaran ilmiah

Definisi Penalaran
Penalaran adalah sebuah pemikiran yang bertujuan untuk mendapatkan suatu kesimpulan. Ketika seseorang sedang menalarkan sesuatu, maka seserorang tersebebut akan mendapat sebuah pemikiran akhir atau disebut kesimpulan masalah yang sedang dihadapinya.
  • Ciri – Ciri Penalaran
    Penalaran mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
    – Adanya suatu pola pikir yang secara luas di sebut logika
  • Sifat analitik dari proses berfikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berfikir berdasarkan langkah – langkah tertentu.
  • Menghasilakan kesimpulan berupa pengetahuan,keputusan atau sikap yang baru.
  • Premis berupa pengalaman atau pengetahuan, bahkan teori yang telah di peroleh.
  • Tujuan Penalaran
    Tujuan dari penalaran yang terjadi diatas tersebut adalah untuk menentukansecara logis atau objektif, apakah yang kita lakukan itu benar atau tidak sehingga dapat dilaksanakan.
  • Metode Dalam Penalaran
    Ada dua jenis metode dalam menalar, yaitu induktif dan deduktif.
    – Penalaran Induktif
  • Penalaran induktif (prosesnya disebut induksi) merupakan proses penalaran untuk menarik suatu prinsip atau sikap yang berlaku untuk umum maupun suatu kesimpulan yang bersifat umum berdasarkan atas fakta-fakta khusus.
    Contoh penalaran induktif : Kerbau punya mata. Anjing punya mata. Kucing punya mata. Setiap hewan pasti punya mata.
Ciri- Ciri Paragraf Induktif :
  • Terlebih dahulu menyebutkan peristiwa-peristiwa khusus.
  • Kemudian, menarik kesimpulan berdasarkan peristiwa-peristiwa khusus.
  • Kesimpulan terdapat di akhir paragraf.
  • Menemukan Kalimat Utama, Gagasan Utama, Kalimat Penjelas. Kalimat utama paragraf induktif terletak di akhir paragraf.
  • Gagasan Utama terdapat pada kalimat utama.
  • Kalimat penjelas terletak sebelum kalimat utama, yakni yang mengungkapkan peristiwa-peristiwa khusus.
  • Kalimat penjelas merupakan kalimat yang mendukung gagasan utama.
Jenis-jenis Penalaran Induktif :
  • Generalisasi
    Penalaran yang merupakan yang mengandalakan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum.
    Contoh :Ade adalah tentara yang mempunyai badan gagah
    Bari adalah tentara yang mempunyai badan gagah
    Generalisasi :Semua tentara mempunyai badan gagah
  • Analogi (Analogi Induktif)  Dalam analogi, kita membandingkan dua macamhal.Dalam penalaran ini kita hanya memperhatikan persamaannya,tanpa memperhatikan perbedaannya.Jadi,kesimpulan yang didapat didasarkan pada persamaan diantara dua hal yang berbeda. proses penalaran untuk menarik kesimpulan/referensi tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran suatu gejala khusus lain yang memiliki sifat-sifat esensial penting yang bersamaan.
Tujuan dari penalaran secara analogi yakni :
–   Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan.
  • Analogi dilakukan untuk menyingkap kekeliruan.
  • Analogi dilakukan untuk menyusun klasifikasi.
Contoh: Para atlet memiliki latihan fisik yang keras guna membentuk otot-otot yang kuat dan lentur. Demikian juga dengan tentara, mereka memerlukan fisik yang kuat untuk melindungi masyarakat. Keduanya juga membutuhkan mental yang teguh untuk bertanding ataupun melawan musuh-musuh di lapangan. Oleh karena itu, untuk menjadi atlet dan tentara harus memiliki fisik dan mental yang kuat.
  •  Hubungan Sebab Akibat
    Hubungan sebab akibat diambil dengan menghubungkan fakta yang satu dengan fakta yang lain, dapatlah kita sampai kepada kesimpulan yang menjadi sebab dari fakta itu atau dapat juga kita sampai kepada akibat fakta tersebut.
Penalaran sebab akibat dapat di bedakan menjadi 3 macam :
  • Hubungan sebab – akibat
    Dalam hubungan ini dikemukakan terlebih dahulu hal-hal yang menjadi sebab, kemudian ditarik kesimpulan yang berupa akibat.
    Contoh : Belajar, berdoa, tekun, dan tidak putus asa adalah hal yang bisa membuat kita berada di puncak kesuksesan
  • Hubungan akibat – sebab
    Dalam hubungan ini dikemukakan terlebih dahulu hal-hal yang menjadi akibat, selanjutnya ditarik kesimpulan yang merupakan sebabnya.
    Contoh : Marak terjadi tindak kriminal di perkotaan seperti, tingkat stres yang tinggi,tawuran antar wilayah dan bunuh diri yang disebabkan kenaikan harga bbm sehingga mengalami kesulitan ekonomi.
  • Hubungan sebab – akibat 1 – akibat 2
    Suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama menjadi sebab hingga menimbulkan akibat kedua. Akibat kedua menjadi sebab yang menimbulkan akibat ketiga, dan seterusnya.
  • Penalaran Deduktif
    Penalaran deduktif didasarkan pada teori yang berlaku umum tentang hal / gejala. Ditarik kesimpulan hal yang khusus. Merupakan bagian dari hal/gejala tadi. Secara garis besar maka penalaran deduktif adalah bergerak dari hal atau gejala yang khusus menjadi gejala yang khusus.
Jenis-jenis penalaran deduktif :
Silogisme
Penalaran deduksi biasanya sering digunakan adalah silogisme. Silogisme adala penalaran secara tidak langsung. Dalam silogisme kita terdapat dua premis dan satu premis kesimpulan. Kedua premis itu adalah premis umum/premis mayor dan premis khusus/premis minor. Dari kedua premis tersebut kesimpulan dirumuskan.
ENTINEM
Entinem adalah silogisme yang dipersingkat, hanya terdiri dari premis khusus dan kesimpulan. Entimen mengandung penyimpulan sebab akibat dari kedua preposisi tersebut, yaitu preposisi khusus (premis khusus) merupakan sebab bagi apa yang terkandung di
dalam preposisi kesimpulan.
Contoh :
–     Laptop adalah barang elektronik membutuhkan aliran listrik untuk beroperasi
  • DVD Player adalah barang elektronik membutuhkan aliran listrik untuk beroperasi
  1. Definisi Proposisi
    Proposisi adalah pernyataan tentang hubungan yang terdapat di antara subjek dan predikat. Dengan kata lain, proposisi adalah pernyataan yang lengkap dalam bentuk subjek-predikat atau term-term yang membentuk kalimat. Kaliimat Tanya,kalimat perintah, kalimat harapan,dan kalimat inversi tidak dapa disebut proposisi. Hanya kalimat berita yang netral yang dapat disebut proposisi. Tetapi kalimat-kalimat itu dapat dijadikan proposisi apabila diubah bentuknya menjadi kalimat berita yang netral.
Jenis-Jenis Proposisi
Proposisi dapat dipandang dari 4 kriteria, yaitu berdasarkan :
  • Berdasarkan bentuk
    Berdasarkan bentuk dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
  •  Tunggal adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat atau hanya mengandung satu pernyataan.
    Contoh :
    –     Semua petani harus bekerja keras.
  • Setiap pemuda adalah calon pemimpin
  • Majemuk atau jamak adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek dan lebih dari satu predikat.
    contoh :
  • Semua petani harus bekerja keras dan hemat.
  • Paman bernyanyi dan menari.
  • Berdasarkan sifat
    Berdasarkan sifat, proporsisi dapat dibagi ke dalam 2 jenis, yaitu:
    Kategorial adalah proposisi yang hubungan antara subjek dan predikatnya tidak membutuhkan / memerlukan syarat apapun.
    Contoh:
    o Semua kursi di ruangan ini pasti berwarna coklat.
    o Semua daun pasti berwarna hijau.
    Kondisional adalah proposisi yang membutuhkan syarat tertentu di dalam hubungan subjek dan predikatnya. Proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu: proposisi kondisional hipotesis dan disjungtif.
    o Contoh proposisi kondisional:
    jika hari mendung maka akan turun hujan
    o Contoh proposisi kondisional hipotesis:
    Jika harga BBM turun maka rakyat akan bergembira.
    o Contoh proposisi kondisional disjungtif:
    Christiano ronaldo pemain bola atau bintang iklan.
    Berdasarkan kualitas
    Proposisi ini juga dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
    Positif (afirmatif)
    proposisi yang membenarkan adanya persesuaian hubungan antar subjek dan predikat.
    Contoh:
    o Semua dokter adalah orang pintar
    o Sebagian manusia adalah bersifat sosial
    Negatif
    proposisi yang menyatakan bahawa antara subjek dan predikat tidak mempunyai hubungan.
    Contoh:
    o Semua harimau bukanlah singa
    o Tidak ada seorang lelaki pun yang mengenakan rok
    • Berdasarkan kuantitas
    proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:
    Umum
    Predikat proposisi membenarkan atau mengingkari seluruh subjek.
    Contoh:
    o Semua gajah bukanlah kera
    o Tidak seekor gajah pun adalah kera
    Khusus
    predikat proposisi hanya membenarkan atau mengingkari sebagian subjeknya.
    Contoh:
    o Sebagian mahasiswa gemar olahraga
    o Tidak semua mahasiswa pandai bernyanyi
  1. Definisi inferensi
    Inferensi adalah tindakan atau proses yang berasal kesimpulan logis dari premis-premis yang diketahui atau dianggap benar. Kesimpulan yang ditarik juga disebut sebagai idiomatik. Hukum valid inference dipelajari dalam bidang logika.
    Inferensi manusia (yaitu bagaimana manusia menarik kesimpulan) secara tradisional dipelajari dalam bidang psikologi kognitif, kecerdasan buatan para peneliti mengembangkan sistem inferensi otomatis untuk meniru inferensi manusia.inferensi statistik memungkinkan untuk kesimpulan dari data kuantitatif.
Contoh inferensi :
Inkoherensi
tidak ada definisi inferensi deduktif telah ditawarkan. definisi yang ditawarkan adalah untuk inferensi INDUKTIF.
Filsuf Yunani didefinisikan sejumlah silogisme ,bagian tiga kesimpulan yang benar,yang dapat digunakan sebagai blok bangunan untuk penalaran yang lebih kompleks. Kita mulai dengan yang paling terkenal dari mereka semua:
• Semua manusia fana
• Socrates adalah seorang pria
Oleh karena itu, Sokrates adalah fana.
Pembaca dapat memeriksa bahwa tempat dan kesimpulan yang benar, tetapi Logika berkaitan dengan inferensi: apakah kebenaran kesimpulan mengikuti dari yang tempat?
Validitas kesimpulan tergantung pada bentuk kesimpulan. Artinya, kata “berlaku” tidak mengacu pada kebenaran atau kesimpulan tempat, melainkan dengan bentuk kesimpulan. Inferensi dapat berlaku bahkan jika bagian yang palsu, dan dapat tidak valid bahkan jika bagian-bagian yang benar. Tapi bentuk yang valid dengan premis-premis yang benar akan selalu memiliki kesimpulan yang benar.
Sebagai contoh, perhatikan bentuk berikut symbological trek:
• Semua apel biru.
• Pisang adalah apel.
Oleh karena itu, pisang berwarna biru.
  1. Definisi Implikasi
    Implikasi adalah rangkuman, yaitu sesuatu dianggap ada karena sudah dirangkum dalam fakta atau evidensi itu sendiri. Banyak dari kesimpulan sebagai hasil dari proses berpikir yang logis harus disusun dengan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan yang tercakup dalam evidensi (=implikasi), dan kesimpulan yang masuk akal berdasarkan implikasi (=inferensi).
Implikasi dapat merujuk kepada:
• Dalam manajemen:
o Implikasi procedural meliputi tata analisis, pilihan representasi, peracanaan kerja dan formuasi kebijakan
o implikasi kebijakan meliputi sifat substantif, perkiraan ke depan dan perumusan tindakan
• Dalam logika:
o Implikasi logis dalam logika matematika
o Kondisional material dalam falsafah logika
Jadi definis implikasi dalam bahasa indonesia adalah keterlibtan atau keadaan terlibat.
Contoh : implikasi manusi sebagai objek percobaan atau penelitian semakin terasa manfaat dan kepentinganya.
  1. Wujud Evidensi
Evidensi adalah semua fakta yang ada, semua kesaksian, semua informasi, atau autoritas, dan sebagainya yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran.
Dalam argumentasi, seorang penulis boleh mengandalkan argumentasinya pada pernyataan saja, bila ia menganggap pembaca sudah mengetahui fakta-faktanya, serta memahami sepenuhnya kesimpulan-kesimpulan yang diturunkan daripadanya.
Evidensi itu berbentuk data atau informasi, yaitu bahan keterangan yang diperoleh dari suatu sumber tertentu, biasanya berupa statistik, dan keterangan-keterangan yang dikumpulkan atau diberikan oleh orang-orang kepada seseorang, semuanya dimasukkan dalam pengertian data (apa yang diberikan) dan informasi (bahan keterangan).
Cara menguji Data, Fakta, dan Autoritas
  1. Cara menguji Data
    Data dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap digunakan sebagai evidensi.
    Dibawah ini beberapa cara yang dapat digunakan untuk pengujian tersebut :
    Observasi
    Kesaksian
    Autoritas
  2. Cara menguji Fakta
    Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang diperoleh adalah fakta, maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut ada dua tingkat. Yang pertama untuk meyakinkan bahwa semua bahan data tersebut adalah fakta. Yang kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil.
    Cara menguji fakta ada dua yaitu :
    Konsistensi
    Koheresi
  3. Cara menguji Autoritas
    Menghidari semua desas-desus atau kesaksian, baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan pendapat saja atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data eksperimental. Ada beberapa cara sebagai berikut :
    Tidak mengandung prasangka
    pendapat disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli atau didasarkan pada hasil eksperimen yang dilakukannya.
    Pengalaman dan pendidikan autoritas
    Dasar kedua menyangkut pengalaman dan pendidikan autoritas. Pendidikan yang diperoleh menjadi jaminan awal. Pendidikan yang diperoleh harus dikembangkan lebih lanjut dalam kegiatan sebagai seorang ahli. Pengalaman yang diperoleh autoritas, penelitian yang dilakukan, presentasi hasilpenelitian dan pendapatnya akan memperkuat kedudukannya.
    Kemashuran dan prestise
    Ketiga yang harus diperhatikan adalah meneliti apakah pernyataan atau pendapat yang akan dikutip sebagai autoritas hanya sekedar bersembunyi dibalik kemashuran dan prestise pribadi di bidang lain.
    Koherensi dengan kemajuan
    Hal keempat adalah apakah pendapat yang diberikan autoritas sejalan dengan perkembangan dan kemajuan zaman atau koheren dengan pendapat sikap terakhir dalam bidang itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar